Monday, June 8, 2009

Teori Konspirasi 2

GRUP TEMPLAR PENGASAS FREEMASONARY

Dalam artikel lepas aku telah menjelaskan sedikit mengenai grup templar.Untuk artikel kali ini kita akan cuba analisis pengaruh grup templar dan kaitannya dengan freemason.




Para Templar, atau lengkapnya, Tentera Miskin Pengikut Jesus Kristus dan Kuil Sulaagama, dibentuk pada tahun 1118, dua puluh tahun setelah tentera salib merebut Jurusalem. Pengasas grup ini adalah dua ksatria Perancis, Hugh de Payens dan Godfrey de St. Omer. Berasal dari sembilan anggota, grup ini terus berkembang. Nama kuil Sulaagama dipakai karena mereka mendirikan asas di gunung kuil, yakni lokasi runtuhan kuil tersebut. Di sini pula berdiri Dome of the Rock (Qubah As-Sakhrah) .


Para Templar menyebut dirinya “tentera miskin”, tetapi dalam waktu yang singkat mereka menjadi sangat kaya raya. Mereka mengawal penuh para pelawat Kristian yang datang dari Eropah ke Palestin, dan menjadi sangat kaya dari wang para pelawat tersebut. Mereka pula yang pertama kali menyelenggarakan sistem cek dan kredit, menyerupai yang ada pada sebuah bank. Menurut penulis Inggeris, Michael Baigent dan Richard Leigh, mereka membangunkan semacam kapitalisme abad pertengahan, dan merintis jalan menuju perbankan modern dengan transaksi mereka yang berasaskan bunga.


Para Templar inilah yang paling bertanggung jawab atas serangan-serangan pejuang salib dan pembunuhan bangsa Muslim. Karena itulah, komandan besar Islam Saladin (Shalahuddin Al Ayyubi), yang mengalahkan pasukan salib pada tahun 1187 pada Pertempuran Hattin, dan kemudian membebaskan Jurusalem, menghukum mati para Templar karena pembunuhan yang mereka lakukan, walaupun sebenarnya ia mengampuni banyak sekali orang Kristian. Namun, sekalipun kehilangan Jurusalem dan mengalami kekalahan besar, para Templar terus bertahan. Dan walaupun bangsa Kristian terus menyusut di Palestin, mereka meningkatkan kekuatan di Eropah dan, pertama di Perancis, kemudian di negara-negara lain, menjadi negara dalam negara.

Tidak diragukan lagi bahwa kekuatan politik mereka menyusahkan raja-raja Eropah. Tetapi dari segi lain para Templar yang segera mengganggu golongan paderi : grup tersebut sedikit demi sedikit telah menyeleweng dari agama Kristian, dan sewaktu di Jurusalem telah mengambil sejumlah doktrin mistik yang asing. Berkembang juga desas-desus bahwa mereka menyelenggarakan ritual-ritual aneh untuk memberi bentuk pada doktrin mereka

Akhirnya, pada tahun 1307, Raja Perancis Philip le Bel memutuskan untuk menangkap anggota-anggota grup ini. Sebagiannya berhasil melarikan diri tetapi kebanyakan mereka tertangkap. Paus Clement V juga bergabung dalam pembersihan ini. Setelah period panjang interogasi dan pengadilan, banyak anggota Templar mengakui keyakinan 'bidah' mereka, bahwa mereka menolak agama Kristian dan menghina Jesus dalam ritual mereka. Akhirnya, para pemimpin Templar, yang dinamai “Imam Besar (Grand Master)”, mulai dari yang terpenting dari mereka, Jacques de Molay, dihukum mati pada tahun 1314 atas perintah Gereja dan Raja. Kebanyakan mereka dimasukkan ke dalam penjara, dan grup tersebut tumpas dan secara rasmi menghilang.

Segolongan ahli sejarah cenderung menyatakan bahawa sidang pengadilan para Templar sebagai konspirasi dari Raja Perancis, dan menggambarkan para ksatria itu tak bersalah atas segala dakwaan. Tetapi, cara interpretasi ini keliru dalam beberapa segi. Nesta H. Webster, ahli sejarah Inggeris terkenal dengan begitu banyak mengetahui sejarah okultisme(staid mengenai supernatural), menganalisis pelbagai aspek ini dalam bukunya, Secret Societies And Subversive Movements. Menurut Webster, kecenderungan untuk melepaskan para Templar dari bidah yang mereka akui dalam masa pengadilan tidak tepat. Pertama, selama penyiasatan merka, walau secara umum terjadi, tidak semua Templar disiksa:

Lagipula, apakah pengakuan mereka tampak seperti hasil imaginasi murni orang-orang yang disiksa? Tentunya sukar dipercaya bahwa cerita tentang upacara janji setia — yang disampaikan dengan terperinci oleh orang-orang di pelbagai negara, dituturkan dalam kalimat yang berbeza, namun semuanya saling menyerupai — merupakan karangan semata-mata. Jika para korban dipaksa untuk mengarang cerita mereka tentu akan saling bertentangan; segala macam ritual liar dan fantastis diteriakkan dengan penuh kesakitan untuk memenuhi tuntutan penyiasat mereka. Tetapi sebaliknya, masing-masing nampak seperti menjelaskan upacara yang sama, baik lengkap maupun tidak, dengan sentuhan personal si pembicara, dan pada dasarnya semua cerita tersebut sama.

Bagaimanapun juga, sidang pengadilan para Templar berakhir dengan tumpasnya grup tersebut. Tetapi, walaupun sudah dibubarkan “secara resmi”, ia tidak benar-benar musnah. Selama penangkapan tiba-tiba pada tahun 1307, beberapa Templar melarikan diri, dan berhasil menutupi jejak mereka. Menurut tesis yang berdasarkan pada pelbagai dokumen sejarah, sejumlah besar mereka berlindung di satu-satunya kerajaan di Eropah yang tidak mengakui kekuasaan Gereja Katolik di abad keempat belas, yaitu Scotland. Di sana, mereka menyusun kekuatan kembali di bawah perlindungan Raja Scotland, Robert the Bruce. Tak lama kemudian, mereka menemui penyamaran yang tepat untuk melanjutkan gerakan rahsia mereka: mereka menyusup ke dalam gilda (kesatuan sekerja) terpenting di Kepulauan Inggeris abad pertengahan — loge (komiti) para tukang batu, dan segera, mereka menguasai loge-loge ini sepenuhnya.

Loge para tukang batu berganti nama pada awal era modern, dengan “Loge masonik”. Ritual Skot merupakan cabang Masonry tertua, dan berasal di awal abad keempat belas, dari para Templar yang berlindung di Scotland. Dan, nama-nama yang diberikan kepada tingkat tertinggi dalam Ritual Skot adalah gelar-gelar yang diberikan kepada para ksatria dalam grup Templar berabad-abad sebelumnya.

Pendeknya, para Templar tidak ditewaskan, sebaliknya falsafah serta pelbagai kepercayaan dan upacara mereka tetap berlangsung di balik samaran Freemasonry. Tesis ini didukung oleh banyak bukti sejarah, dan diterima saat ini oleh banyak ahli sejarah Barat, baik mereka anggota Freemasonry ataupun tidak. Dalam buku yang ditulis oleh pengarang asal, Grup Masonik Baru, bukti ini dikaji secara terperinci.

Tesis yang mengusulkan akar Masonry dari Grup Templar seringkali dirujuk di dalam majalah-majalah yang diterbitkan oleh para Mason untuk kalangan mereka sendiri. Para Mason sangat menerima pendapat ini. Salah satu majalah ini bernama Mimar Sinan (terbitan Freemason Turki), yang menggambarkan hubungan antara Grup Templar dengan Freemasonry dalam kata-kata berikut ini:

Di tahun 1312, ketika Raja Perancis, di bawah tekanan Gereja, membubarkan Grup Templar dan memberikan hak-hak mereka kepada para Ksatria St. John di Jurusalem, aktiviti para Templar tidak berhenti. Sebagian besar Templar berlindung di pelbagai loge Freemason yang beroperasi di Eropah pada saat itu. Pemimpin para Templar, Mabeignac, bersama beberapa anggota lainnya, mendapatkan perlindungan di Scotland dengan menyamar sebagai seorang tukang batu bernama Mac Benach. Raja Skot, Robert the Bruce, menyambut mereka dan mengizinkan mereka mengembangkan pengaruh besar terhadap loge-loge Mason di Scotland. Sebagai hasilnya, loge-loge Skot meraih peranan penting dari segi keahlian dan idea-idea mereka.

Freemason masa kini menggunakan nama Mac Benach dengan penuh hormat. Para Mason Skot, yang mewarisi pusaka para Templar, mengembalikannya ke Perancis bertahun-tahun kemudian dan membangun dasar bagi ritual yang dikenal sebagai Ritual Skot di sana.

Sekali lagi, Mimar Sinan memberikan banyak informasi tentang hubungan antara Templar dan Freemasonry. Di dalam sebuah artikel berjudul “Templar dan Freemason” dinyatakan bahwa “ritual-ritual upacara pembaiatan Grup Templar menyerupai Freemasonry masa kini.” Menurut artikel yang sama, sebagaimana di dalam Masonry, para anggota Grup Templar saling memanggil antara mereka “saudara”. Pada bagian akhir artikel tersebut, tercantum:

Grup Templar dan organisasi Mason saling memengaruhi antara satu sama lain. Bahkan ritual-ritual dari pelbagai lembaga begitu mirip sehingga bagaikan disalin dari para Templar. Dalam hal ini, para Mason telah mengidentifikasi diri mereka kepada para Templar begitu jauh dan dapat dikatakan bahwa apa yang dipandang sebagai esoterisme (kerahsiaan) asli Masonik sampai tingkatan yang penting merupakan warisan dari para Templar. Ringkasnya, sebagaimana kami sebutkan pada judul esei ini, kita dapat katakan bahwa titik bermulanya dari seni kemegahan Freemansory dan garis esoteris—awalnya milik para Templar dan hujung panahnya milik para Freemason.

Akhirnya, kami katakan, jelas bahwa Freemasonry mengakar dari Grup Templar, dan bahwa para Mason telah mengadaptasi falsafah grup ini. Tetapi sudah tentu, hal penting bagi pembahasan kita adalah sifat dasar dari falsafah ini.

Apa yang membawa mereka ke situ? Mengapa mereka mengalami perubahan seperti itu di Jurusalem? Apa kesan dari falsafah yang diadaptasi para Templar ini, melalui perantaraan Masonry, kepada dunia?


No comments: